Selasa, 29 November 2016

Petrochallenge 2016 Experience

          Petrochallenge is an event held by SPE UGM, this year's theme is New Energy Discovery and Optimization in Fulfilling Needs of Future Civilization. Petrochallenge  ini dibagi 2, ada seminar dan ada juga lomba paper. Event tahun ini diadakan di Gedung C FMIPA UGM hari Sabtu, tanggal 26 November 2016.
          Jadi ini adalah seminar tentang energi pertama gue selama di kuliah. Setelah banyak iklan-iklan seminar yang telah gue lewati akhirnya gue memutuskan untuk ikut salah satunya, niatnya sih untuk menghabiskan weekend semester 1 yang mau habis ini sekalian menambah pengalaman dan expand knowledge mengenai ilmu kebumian. Sebenernya UPN ngadain banyak banget seminar dan kebanyakan tentang minyak. Gue yang masih semester 1 dan itu juga bukan jurusan gue hanya memandang dan menggelengkan kepala ketika ada yang menawari untuk mengikuti seminar-seminar tersebut. Tapi setelah mengetahui lebih jauh bahwa Teknik Lingkungan Kebumian gue nanti ada pelajaran yang bersangkutan dengan geologi, tambang dan minyak, jadi gue mulai melirik seminar-seminar yang ada. Dari 3 kelas yang ada, gue memilih Geothermal Company Class. 2 kelas lain membahas tentang oil service dan eksplorasi oilnya yang menurut gue pembahasannya bakal berat banget. Sedangkan dipikiran gue saat itu geothermal lebih umum dan bakal lebih bisa gue cerna materinya karena emang belum ada jurusan geothermal yang spesifik di Indo. Ini adalah pamflet mengenai kelas yang gue ikuti :


          Kelas dimulai pada pukul 9.00 dan guess what, pembicaranya adalah Alumni UPN wkwk beliau alumni perminyakkan dan sekarang menjabat sebagai vice president di PGE Pertamina dengan banyak sekali pengalaman beliau mengenai geothermal. Selain 3 orang temen gue sejurusan, disekeliling kita tuh banyak banget mahasiswa semester atas dan bahkan ada yang udah lulus... Bayangin se gak tau apa kita disana :( hahaha. Berikut adalah penjelasan mengenai geothermal yang gue ambil dari beberapa sumber
          Geothermal
         Energi geothermal merupakan sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Istilah geothermal berakar dari bahasa Yunani dimana kata, "geo", berarti bumi dan, "thermos", berarti panas, menjadi geothermal yang juga sering disebut panas bumi. Energi panas di inti bumi sebagian besar berasal dari peluruhan radioaktif dari berbagai mineral di dalam inti bumi.

           Energi geothermal merupakan sumber energi bersih bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil karena sumur geothermal melepaskan sangat sedikit gas rumah kaca yang terperangkap jauh di dalam inti bumi, ini dapat diabaikan bila dibandingkan dengan jumlah gas rumah kaca yang dilepaskan oleh pembakaran bahan bakar fosil.

           Ada cukup energi geothermal di dalam inti bumi, lebih dari kebutuhan energi dunia saat ini. Namun, sangat sedikit dari total energi panas bumi yang dimanfaatkan pada skala global karena dengan teknologi saat ini hanya daerah di dekat batas-batas tektonik yang menguntungkan untuk dieksploitasi.

           Pembangkit listrik geothermal saat ini beroperasi di 24 negara di seluruh dunia, dan negara yang terbesar di dunia dalam hal kapasitas instalasi energi panas bumi adalah Amerika Serikat. Pada tahun 2010 Amerika Serikat memiliki 77 pembangkit listrik tenaga panas bumi yang memproduksi lebih dari 3000 MW.

          Sekitar 40% cadangan energi geothermal dunia terletak di bawah tanah Indonesia, maka negara ini diperkirakan memiliki cadangan-cadangan energi geotermal terbesar di dunia dan karena itu memiliki potensi tinggi untuk sumber energi terbarukan. Namun, sebagian besar dari potensi ini belum digunakan. Saat ini, Indonesia hanya menggunakan 4-5% dari kapasitas geothermalnya, sedangkan negara Filipina, sudah menggunakan 50% dari kapasitas geothermalnya yang hanya sedikit sekali dibanding dengan Indonesia.

          Faktor utama yang menghalangi investasi pengembangan geothermal di Indonesia adalah hukum di Indonesia sendiri. Dulu aktivitas geothermal didefinisikan sebagai aktivitas pertambangan (Undang-Undang No. 27/2003) yang mengimplikasikan bahwa hal ini dilarang untuk dilaksanakan di wilayah hutan lindung dan area konservasi (Undang-Undang No. 41/1999), walaupun faktanya aktivitas-aktivitas tambang geothermal hanya memberikan dampak kecil pada lingkungan (dibandingkan aktivitas-aktivitas pertambangan yang lain). Namun, sekitar 80% dari cadangan geothermal Indonesia terletak di hutan lindung dan area konservasi, oleh karena itu mustahil untuk memanfaatkan potensi ini. Pada Agustus 2014, waktu periode kedua administrasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hampir selesai, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Indonesia mengesahkan Undang-Undang Geothermal No. 21/2014 (menggantikan Undang-Undang No. 27/2003) yang memisahkan geotermal dari aktivitas-aktivitas pertambangan yang lain dan karena itu membuka jalan untuk eksplorasi geothermal di wilayah hutan lindung dan area konservasi. Pengesahan Undang-Undang ini adalah gebrakan yang penting. Namun, pada saat tulisan ini dibuat (Desember 2014), Undang-Undang baru ini masih perlu diatur pelaksanaannya dengan peraturan-peraturan kementerian yang lain.
          Halangan lain di Indonesia adalah tarif listrik yang tidak kompetitif. Melalui subsidi pemerintah, tarif listrik menjadi murah. Selain itu PLN memiliki monopoli distribusi listrik di Indonesia dan karena itu energi listrik dari produsen-produsen independen harus dijual kepada PLN. Namun, di Juni 2014, Pemerintah Indonesia mengumumkan akan membuat harga pembelian (dibayar oleh PLN) menjadi lebih menarik melalui kebijakan tarif feed-in yang baru. Terakhir, eksplorasi geothermal di Indonesia dihalangi oleh keadaan infrastruktur yang buruk di wilayah-wilayah terpencil, perlawanan masyarakat lokal pada proyek-proyek ini, dan juga birokrasi yang buruk (prosedur perizinan yang panjang dan mahal yang melibatkan pemerintah pusat provinsi, dan kabupaten).


 ***



          Ulasan diatas adalah intermezzo mengenai geothermal di Indonesia. Untuk lebih lengkapnya kalian bisa searching di internet. Nah sekarang lanjut ke seminarnya. Sesi pertama berlangsung selama 2 jam 40 menit yang berlangsung khidmat karena emang seru banget materinya. Lalu disela dengan ISHOMA. Forum Group Discussion (FGD) itu di sesi kedua, jadi kita diberi suatu masalah mengenai energi geothermal di Indonesia. Lalu kita melakukan group discussion mengenai solusi-solusi yang dapat diperbuat dan mempresentasikannya di depan audience. Gue yang masih semester 1 ini cuma bantu ide-ide kecil aja sama menyempurnakan tulisan bahasa inggris kakaknya :( tapi gapapa deh namanya juga permulaan. Presentasi berlangsung secara amazing wkwk ada yang kocak, smart, lancar banget ngomongnya, sampe ada yang curhat wkwk. Tulisan ini didedikasikan untuk seminar pertama bertema energi yang gue ikuti. Sangat senaaaang telah melaksanakan seminar ini. Semoga bermanfaat untuk gue dalam memilih konsentrasi jurusan gue kedepannya. Aamiin :)


bonus foto cewe-cewe TL Kebumian chantique ;)

1 komentar: